MAK EROT HIDUP LAGI !!!



Mak Erot hidup lagi! Anda percaya? Siapa tak kenal Mak Erot? Sosok perempuan senja usia tapi  memiliki kemampuan unik memperbesar ukuran Mr. P pria dan konon juga punya kemampuan memperbesar ukuran payudara perempuan. Tapi yang bersangkutan sekarang sudah almarhum, alias sudah meninggal. Lantas kenapa judul postingan ini, Mak Erot hidup lagi? Bukankah sebagai manusia biasa, kalau sudah meninggal tak akan hidup kembali? Ya betul, jawabnya emang begitu. 

Mak Erot hidup lagi. Ini bukan secara jasad/fisik, bahwa sosok perempuan tua bernama Mak Erot   hidup kembali di dunia ini dengan kemampuan uniknya tersebut. Tetapi yang dimaksud dengan Mak Erot hidup lagi di sini, adalah bahwa kemampuan ala perempuan Sunda tersebut ternyata muncul kembali. Tidak muncul di sekitar tempat tinggalnya Mak Erot sana, tetapi muncul di daerah Jawa Timur, tepatnya di desa Salamrejo, Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek. Secara pasti, mulai kapan kemampuan itu dimiliki, admin belum tahu secara pasti. Meskipun, suer lho, tempat pria tersebut dengan lokasi admin berjarak tidak sampai 5 km. Tapi admin mengetahui informasinya belum begitu lama. Pertama dari internet, iya betul, yang pertama dari internet, dan yang kedua baru secara nyata. Ada informasi dari seorang rekan, menceritakan sosok pria tersebut. Penasaran? Baca terus lanjutan ceritanya.

Sebagaimana pernah dimuat di salah satu Koran Jawa Timur, nama pria tersebut adalah Subandi. Seorang guru geografi di sebuah SMP negeri di Trenggalek Provinsi Jawa Timur. (admin pernah melacak di web salah satu SMP negeri di trenggalek, dan ternyata memang ada guru yang bernama Subandi). Soal ketenaran Subandi di dunia permak penis tak perlu diragukan, sebab mulai polisi, bupati, hingga pengusaha asing sudah merasakan khasiat pijatannya.

Sebagai tempat praktek, menggunakan sebuah ruang sederhana di rumahnya, di Desa Salamrejo, Kecamatan Karangan  Kabupaten Trenggalek. Ruang tersebut menjadi saksi tentang keahlian Subandi memoles bentuk dan kemampuan alat vital para pria pasiennya. Untuk membuktikan keampuhan pijatannya, Subandi mengajak krue Surya melihatnya menggarap seorang pasien. Awalnya, si pasien ditidurkan telentang. Dengan telapak tangan berlumur minyak pelicin, Subandi memijat di seputar paha dan alat vital. Lalu, pada alat vital pasien, ia memasangkan sebuah gelang untuk menentukan ukuran yang diminta pasien.

Setelah memijat di area dubur, Subandi pun menunjukkan hasil kerjanya. “Lihat sendiri kan, tambah besar dan panjang kan?” ujarnya seraya menunjukan hasil kerjanya.

Rudi (31), pasien asal Ponorogo, mengaku dua kali dipijat Subandi. Tiga hari lalu Rudi yang seorang pelaut ini ingin menambah ukuran panjang dan besar. Pada pijatan pertama ukuran alat vitalnya bertambah panjang 2 cm. Lantaran langsung merasakan hasilnya, Rudi lalu balik lagi untuk kembali menambah ukuran. “Biasa, saya kan lelaki pengelana, jadi ukuran ini (alat vital) jadi kebanggaan,” katanya sambil tertawa.

Bukan cuma pria heteroseksual, pasien Subandi juga datang dari kalangan pria penyuka sesama jenis alias homoseksual. Untuk pasien semacam ini Subandi punya trik khusus. Sebelum mulai pemijatan, ia mematikan dulu saraf ereksi si pasien. Bila saraf ini tidak dinonaktifkan, maka bisa jadi akan terjadi ereksi ketika dipijat. “Kalau tidak saya lumpuhkan dulu, bahaya kalau dia horny karena pijatan saya,” katanya.

Jika pijatan sudah selesai, barulah saraf yang membuat ereksi itu di-on-kan lagi. Meski begitu, jak jarang begitu dilepas saraf ereksinya, langsung terjadi reaksi. Subandi mengaku, beberapa kali pasien gay nakal pernah memintanya untuk merangsangnya. Jika sudah demikian, bapak empat anak ini akan memarahi si pasien.

Yang mencengangkan, Subandi mengaku punya keahlian untuk mengecilkan kelamin. Bagaimana caranya? Secara prinsip caranya tetap sama, masih menggunakan teknik pijatan di area lubang anus, meski lebih sulit dari pembesaran.

Untuk pembesaran, ia hanya butuh waktu 10 menit, tetapi untuk pengecilan bisa 30 menit. Kadang pun pasien harus datang lagi untuk mendapatkan hasil maksimal.

Subandi bercerita, pernah ada seorang pengusaha minta dibesarkan kelaminnya agar ia bisa ‘bergaul’ dengan sang istri muda, karena saat itu istri tuanya sedang hamil. Namun, begitu istri tua melahirkan, ia minta pengecilan karena ternyata ukuran barunya itu terlalu besar untuk istri pertama. “Ibaratnya sudah molor, terus disuruh dimungkretkan lagi. Meski bisa, tentu saja lebih sulit,” imbuhnya. Seperti tidak ada habisnya kemampuan Subandi. Ia mengklaim bisa mengubah bentuk kelamin pria yang menurutnya sangat berpengaruh pada kepuasan bercinta.

Berkat keahliannya memermak alat vital ini, Subandi jujur mengakui, kesejahteraan keluarganya turut terangkat. Misalnya, ia bisa membiayai pendidikan salah satu anaknya pada program ekstensi di fakultas kedokteran sebuah universitas negeri. Satu lagi anaknya kini menjadi anggota polisi dan dua lainnya, yang kembar, masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Berkat rezeki yang terus bertambah itu, kini Subandi punya tunggangan mentereng, sebuah Toyota Fortuner.

Sementara taman pendidikan Alquran yang didirikannya pun ketiban rezeki, sebab seragamnya ditanggung seorang pemilik toko sepeda yang pernah menjadi pasiennya. “Mungkin saya guru paling kaya di Trenggalek dan punya Fortuner,” ujarnya seraya tertawa.

Ditanya soal jaminan hasil kerjanya, Subandi berani memberi garansi. Bahkan jika tidak ada perubahan seketika, Subandi siap membayar pasiennya.

Lalu berapa harga untuk layanan ini? Dengan enteng Subandi menjawab tidak pernah mematok harga atau sukarela. Apalagi menurutnya, menjadi tukang permak alat vital bukan pekerjaan utamanya. Meski menghasilkan uang lebih banyak dari profesi guru, namun menjadi guru tetaplah menjadi kebanggaan baginya.

Setiap hari Subandi selalu datang disiplin waktu ke sekolahnya. Sepulang sekolah barulah melayani pasien yang rata-rata 20 orang per hari. Sedang panggilan ke luar kota, hanya dilayani saat libur saja. “Saya bisa mendapat gaji 2 kali gaji guru dalam satu hari. Tapi, saya tetap bangga menjadi guru,” pungkasnya. Hayo, siapa mau kesana?...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar